DAFTAR ISI
KATA ENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang................................................................................................... i
I.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. ii
I.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ ii
I.4 Manfaat.............................................................................................................. iii
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ......................................................................................................... 1
B. Etiologi
kehamialan gameli
............................................................................... 1
C. Patofisiologi
kehamilan gameli.......................................................................... 1
D. Gejala klinik
kehamilan gameli.......................................................................... 3
E. Diagnosis
kehamilan
gameli.............................................................................. 4
F. Patogenesis
kehamilan gameli........................................................................... 5
G. Faktor-faktor
yang terkait dengan kehamilan gameli........................................ 6
H. Letak dan
presentasi janin.................................................................................. 8
I. Komplikasi
kehamilan
gameli............................................................................ 9
J. Penatalaksanaan
kehamilan
gameli.................................................................... 9
K. Pronogsis kehamilan
gameli............................................................................... 10
BAB III KONSEP MANAJEMEN KEHAMILAN GAMELI ....................................... 11
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan ....................................................................................................... 19
B.
Saran ................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan ganda
(multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan
ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat
(quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil
kembar tentunya menjadi keajaiban. Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu
dan janinnya, sejalan dengan perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda
dibandingkan kehamilan biasa.
Mengandung
bayi kembar merupakan berita besar bagi seorang ibu. Kehamilan kembar memang
tidak pernah bisa diduga, ada yang berasumsi bahwa seorang ibu bisa memiliki
bayi kembar karena keturunan, tetapi hal tersebut juga masih belum bisa
dipastikan.
Faktor predisposisi dari kehamilan
gameli antara lain adalah faktor
bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi
terjadinya kehamilan kembar.Ternyata, pertumbuhan janin kembar dan tunggal
menunjukkan perbedaan yang cukup berarti. Berat badan satu janin kembar
rata-rata lebih ringan 1000 gram dari janin tunggal. Berat badan bayi kembar
dua dan tiga yang baru lahir kurang dan 2500 gram dan kembar lima kurang dad
1000 gram. Berat badan janin dari kehamilan kembar tidak sama. Umumnya, terjadi
perbedaan antara 50 sampai 1000 gram. Selain itu, terjadi pembagian sirkulasi
darah yang tidak sama. Akibatnya. pertumbuhan kedua janinnya pun berbeda
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang dibahas yaitu:
·
Apa
itu kehamilan gameli
·
Etiologi kehamialan gameli
·
Jenis kehamialan gameli
·
Gejala klinik kehamilan gameli
·
Diagnosis kehamilan gameli
·
Patogenesis kehamilan gameli
·
Faktor-faktor yang terkait dengan
kehamilan gameli
·
Komplikasi kehamilan gameli
·
Penatalaksanaan kehamilan gameli
·
Pronogsis kehamilan gameli
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana cara penanganan
pada kasus kehamilan gameli.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa itu kehamilan
gameli
b. Mengetahui apa saja tanda dan
gejala kehamilan gameli
c. Mengetahui
etiologi kehamialan gameli
d. Mengetahui
Jenis kehamialan gameli
e. Mengetahui
Gejala klinik kehamilan gameli
·
Diagnosis kehamilan gameli
·
Patogenesis kehamilan gameli
·
Faktor-faktor yang terkait dengan
kehamilan gameli
·
Komplikasi kehamilan gameli
·
Penatalaksanaan kehamilan gameli
·
Pronogsis kehamilan gameli
1.4
Manfaat
1.
Bagi
Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
2.
Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas
kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang
terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak
kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat (quadruplet), kembar lima
(quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil kembar tentunya menjadi
keajaiban. Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu dan janinnya, sejalan
dengan perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda dibandingkan kehamilan biasa.
Mengandung
bayi kembar merupakan berita besar bagi seorang ibu. Kehamilan kembar memang
tidak pernah bisa diduga, ada yang berasumsi bahwa seorang ibu bisa memiliki
bayi kembar karena keturunan, tetapi hal tersebut juga masih belum bisa
dipastikan.
B. Etiologi
·
Faktor-faktor
yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi
kehamilan 2 telur.
·
Faktor obat-obat induksi ovulasi : profertil,
clomid, dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan
kembar lebih dari dua.
Faktor tersebut dengan mekanisme
tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2
ovum atau lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat
dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam
rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
·
Faktor keturunan.
·
Faktor yang lain belum diketahui.
C.
Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagi 2:
1.
Kehamilan
ganda dari 2 ovum ( dizigotik )
Pada
kehamilan dizigotik dapat terjadi :
a.
Jenis
kelaminnya kebetulan sama.
b.
Umumnya
berbeda seperti pertumbuhan janin biasa yang berasal dari ovum-spermatozoa yang
berbeda.
Berkaitan dengan waktu terjadinya pembuahan terhadap ovum:
Kembar
Dizigot : terjadi konsepsi terhadap ovum pada hubungan seksual dengan waktu
yang sama terhadap 2 ovum.
Superfekundasi
: konsepsi terjadi terhadap ovum dengan waktu koitus yang relatif berdekatan.
Superfetasi
: kehamilan kedua terjadi pada waktu
yang relatif jauh setelah kehamilan pertama. Syaratnya decidua kapsularis dan
decidua parietalis belum bersatu sehingga memungkinkan spermatozoa dapat
mencapai tuba dan berhasil terjadi konsepsi serta diikuti dengan implantasinya.
2. Kehamila
kembar monozigotik
Kehamila kembar yang terjadi dari satu telur disebut kehamilan monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau uni ovuler. Kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
Masa pembelahan sel telur
terbagi dalam empat waktu:
·
0 – 72 jam
Terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua
selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta.
·
4 – 8 hari
Selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya
punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi
mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak sehingga perkembangan bayi bisa terhambat.
·
9-12
hari
Selaput ketuban dan plasenta masing-masing
hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
·
13 hari atau lebih
Rahim hanya punya satu plasenta dan satu
selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.
Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi
berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya
lebih dari 13 hari.
Dari
keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama,
karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak
bisa diatur waktunya.
Faktor yang
mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga
mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan
masalah lingkungan.
D.
Gejala Klinik
Gejala dan Tanda
·
Keluhan
kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.
·
Tanda-tanda
yang sering terlihat :
Ø Ukuran uterus lebih besar dari kehamilan
normal
Ø Distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan
seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin
banyaknya janin pada kehamilan kembar.
Ø Kenaikan berat badan ibu berlebihan.
Ø Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain
Ø Polihidramnion.
Ø Palpasi yang meraba banyak bagian
kecil janin.
Ø Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat
dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.
E. Diagnosis
Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika ditemukan hal-hal sebagai berikut:
Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika ditemukan hal-hal sebagai berikut:
1. Besarnya uterus melebihi lamanya
amenorhoe
2. Uterus tumbuh lebih cepat daripada
biasanya pada pemeriksaan ulang
3. Penambahan berat badan ibu yang
tidak disebabkan oleh edema atau obesitas.
4. Banyak bagian kecil yang teraba
5. Teraba tiga bagian besar janin
6. Teraba 2 balotemen
7. TerdengaR 2 denyut jantung yang
letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per
menit
8. USG dapat mendiagnosa kehamilan kembar
pada triwulan pertama
9. Rontgen photo abdomen
Diagnosis Banding
1. Hidramnion
Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehailan kembar atau tidak.
Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehailan kembar atau tidak.
2. Kehamilan dengan mioma uteri atau
kistoma ovari
Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar digerakan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat membedakan kedua hal tersebut.
Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar digerakan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat membedakan kedua hal tersebut.
F.
Patogenesis
1.
Kehamilan kembar Monozygotik
o Kehamilan kembar yang terjadi dari
fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma.
o Biasanya memiliki jenis kelamin
sama.
o Perkembangan tergantung pada saat
kapan terjadinya divisi preimplantasi
o Umumnya memiliki karakteristik fisik
sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang berbeda.
Gambar :
2. Kehamilan
kembar Dizygotik
v Kehamilan kembar yang berasal dari
dua buah ovum dan dua sperma.
v Kehamilan kembar dizyogitic dapat
memiliki jenis sex berbeda atau sama.
v Faktor yang mempengaruhi terjadinya
kembar dizygotic :
§ Ras
§ Cenderung berulang.
§ Menurun dalam keluarga (terutama
keluarga ibu).
§ Usia (sering terjadi pada usia 35 –
45 tahun).
§ Ukuran tubuh ibu besar sering
mempunyai anak kembar.
§ Golongan darah O dan A sering
mempunyai anak kembar.
§ Sering terjadi pada kasus yang
segera hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.
§ Penggunaan klomifen sitrat
meningkatkan kejadian kehamilan kembar monozygotic sebesar 5 – 10% .
3. Bentuk
kehamilan kembar lain
o Fertilisasi 2 ovum yang berasal dari
1 oosit dengan 2 sperma.
o Fertilisasi satu ovum dengan 2
sperma pada dua kejadian coitus yang berbeda (superfecundasi)
Gambar :
o Superfetation
adalah fertilisasi 2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda (tidak
mungkin terjadi pada manusia) oleh karena corpus luteum pada proses kehamilan
sebelumnya akan menekan terjadinya proses ovulasi pada siklus bulan berikutnya.
G.
Faktor Faktor Terkait
1. Anemia gravidarum sering terjadi .
2. Gangguan pada sistem respirasi
dimana “Respiratory tidal volume” meningkat tapi pasien lebih
bebas bernafas oleh karena kadar progesteron yang tinggi.
3. Kista lutein dan asites sering
terjadi oleh karena tingginya hCG.
4. Perubahan kehamilan lebih menyolok
pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem Gastrointestinal , ginjal
dan sistem muskuloskeletal.
5. Termasuk kehamilan resiko
tinggi oleh karena meningkatnya kejadian :
o Anemia gravidarum
o Infeksi traktus urinariums
o Preeklampsia –eklampsia
o Perdarahan sebelum-selama dan
sesudah persalinan
o Kejadian plasenta previa
Lima faktor yang bisa mempengaruhi hamil kembar di
luar keturunan yaitu:
Usia ibu saat
mengandung.
Peluang
hamil kembar berhubungan dengan usia, dan puncaknya pada usia 35 dan 39 tahun.
Karena perempuan berusia di atas 35 tahun menghasilkan follicle stimulating
hormone (FSH) yang lebih banyak dibandingkan dengan usia muda, dan perempuan
dengan FSH tinggi bisa melepaskan lebih dari satu sel telur dalam sebuah
siklus.Namun kehamilan di usia ini juga meningkatkan risiko komplikasi seperti
preeklamsia (tekanan darah tinggi), terutama jika kehamilan tersebut adalah
yang pertama.
Tinggi dan berat
badan ibu.
Perempuan
yang memiliki tubuh tinggi dan agak gemuk cenderung lebih sering memiliki
kehamilan kembar. Hal ini kemungkinan karena ukuran tubuhnya memadai untuk
pertumbuhan lebih dari satu bayi.
Ras
Kehamilan kembar lebih umum terjadi pada orang yang memiliki ras Afrika Amerika dan lebih sedikit terjadi pada ras Hispanik dan Asia.
Kehamilan kembar lebih umum terjadi pada orang yang memiliki ras Afrika Amerika dan lebih sedikit terjadi pada ras Hispanik dan Asia.
Pengaruh dari
kehamilan sebelumnya.
Perempuan
yang pernah hamil sebelumnya, setidaknya sudah memiliki satu anak cenderung
lebih mudah untuk memiliki anak kembar dibandingkan perempuan yang baru pertama
kali hamil.Karena biasanya rahim sudah agak merenggang dan tubuh perempuan
cenderung lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan tambahan dari anak
kembar.
Makanan yang
dikonsumsi.
Konsumsi
kentang manis atau ubi-ubian yang berisi zat kimia tertentu dapat menginduksi
hiperovulasi (ovulasi yang banyak). Selain itu sebuah studi menunjukkan
perempuan yang teratur mengonsumsi susu bisa memberikan pengaruh terhadap
kehamilan kembar.
H.
Letak
dan presentasi janin.
Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua
janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir,
misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala.
Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering
dijumpai adalah :
1.
Kedua janin dalam letak membujur,
presentasi kepala ; (44-47 %).
2.
Letak membujur, presentasi kepala
bokong (37-38 %).
3.
Keduanya presentasi bokong (8-10
%).
4.
Letak lintang dan presentasi kepala
(5-5,3 %).
5.
Letak lintang dan presentasi
bokong (1,5-2 %).
6.
Keduanya letak lintang (0,2-0,6
%).
7.
Letak dan presentasi 69 adalah
letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-mengunci (interlocking).
I.
Komplikasi
IBU
|
BAYI
|
Anemia
|
Hidramnion
|
Hipertensi
|
Malpresentasi
|
Partus premeturus
|
Plasenta previa
|
Atonia uteri
|
Solusio plasenta
|
Perdarahan pasca persalinan
|
Ketuban pecah dini
|
Pertumbuhan janin terhambat
|
J.
Penatalaksanaan
Ø Penanganan dalam
Kehamilan
Pemeriksaan Antenatal lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda preeklampsi dapat diketahui secara dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dialarang karena dapat merupakan faktor predisposisi partus prematurus.Anemia hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2 bayi dan penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas ferosus 3×100 mg secara rutin perlu dilakukan. Selain zat besi dianjurkan untuk memeberikan asam folik sebagai tambahan.
Ø Penatalaksanaan
Persalinan
·
Posisi
janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.
·
Bila
janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan
SC
·
Bila
janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan pervaginam.
·
Bila
janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi
interlocking sehingga persalinan anak pertama mengalami “after coming head”
·
Setelah
janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau berkurang
sehingga tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian
oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II dapat lahir pervaginam.
Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar dapat menyebabkan beberapa komplikasi
antara lain:
·
Hipertensi
dalam kehamilan
·
Anemia
·
Polihidramnion
·
Persalinan
preterm
·
Persalinan
macet akibat interlocking atau collision bagian terendah janin
·
Mortalitas
perinatal meningkat
K. PROGNOSIS
·
Mortalitas
maternal tidak jauh berbeda dengan kehamilan tunggal.
·
Riwayat
persalinan dengan kembar dizygotic meningkatkan kemungkinan persalinan kembar
berikutnya sebesar 10 kali lipat.
·
Morbiditas
neonatus turun bila persalinan dilakukan pada kehamilan 37 – 38 minggu.
BAB III
KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA KASUS KEHAMILAN GAMELI
1.
PENGKAJIAN DATA
a. Data
Subjektif
1. Biodata
:
·
Nama pasien: untuk
membedakan pasien satu dengan yang lainnya.
·
Umur : untuk menentukan
apakah ibu itu beresiko atau tidak, biasanya kehamilan ganda ini terjadi pada
usia 35 dan 39 tahun karena produksi hormon FSH menningkat.
·
Ras : keluarga yang
memiliki ras afrika , amerika cendrung lebih banyak terjadinya kehamilan gameli
dibandingkan dengan keluarga yang memiliki ras asia.
·
Pendidikan : untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kehamilan gameli serta tanda dan
gejalanya.
·
Pekerjaan : untuk
menilai status gizi ibu dan keluarga.
2. Keluhan
·
Kenaikan berat badan
yang drastis : disebabkan karena terdapatnya 2 janin serta cairan amnionnya
·
Ibu sesak nafas
disebabkan karena uterus ibu yang terlalu besar sehingga menekan diafragma ibu.
·
Ibu merasakan
banyaknya gerakan janin.
3. Riwayat
obstetri
a. Kehamilan
lalu : wanita hamil kedua cendrung mengalami kehamilan gameli karena uterusnya
sudah meregang sehingga memungkinkan untuk terjadinya kehamilan gameli.
4. Riwayat
keluarga : menilai apakah keluarga sebelumnya pernah memiliki anak kembar
karena itu cendrung diturunkan.
5. Riwayat
kontrasepsi : untuk mengetahui apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi
serta menanyakan jarak antara penghentian pemakaian kontrasepsi dengan
kehamilan,karena saat penghentian kontrasepsi kadar hormon gonadotropin lebih
meningkat.
b. Data
Objektif
1. Pemeriksaan
umum: mengukur tekanan darah karena pada wanita yang
mengalami kehamilan gamely cenderung mengalami hipertensi
yang di akibatkan oleh hiperdistensi uterus, serta
mengukur tinggi badan dan berat badan ibu karena wanita yang memiliki tinggi
badan dan berat badan yang lebih cendrung beresiko.
2. Pemeriksaan
khusus
·
Inspeksi : memeriksa cojungtiva untuk memastikan apakah ibu
mengalami anemia atau tidak karena pada wanita yang mengalami kehamilan gameli
sangat beresiko terjadinya anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin dan Fe,pembesaran
uterus lebih besar dari usia kehamilan
·
Palpasi :
ü Leopold
I : TFU dalam cm, pada fundus teraba 2
bagian yang lunak, tidak melenting dan kurang bundar kemungkinan bokong.
ü Leopold II : Pada perut bagian kiri dan kanan
teraba lebar dan memberikan rintangan yang besar berarti punggung.
ü Leopold III : Bagian terendah janin teraba 2
balotemen, bulat, dan keras yang berarti kepala.
·
Auskultasi : saat
pemeriksaan terdengar lebih dari 1 DJJ pada tempat yang berbeda dengan
frekuensi 10 denyut permenit.
·
Perkusi : untuk
mengetahui reflek patela ibu (+/-)
\
3. Pemeriksaan
penunjang
·
USG : terlihat 2
kerangka janin (dua kepala dan
dua bokong),dua pungtum maksimum DJJ janin,
dan dapat didiagnosis sejak minggu ke 6 sampai ke 7.
·
Rontgen : tampak 2
kerangka janin dan sebaiknya dilakukan pada bulan ke 7 agar rangka janin tampak
jelas.
2.
INTERPRESTASI DATA
a. Diagnosa
: ibu hamil G_P_A_H usia kehamilan_ ,janin hidup atau tidak, kembar intra uterin letkep/letsu/letlin, keadaan jalan lahir
normal atau tidak, KU ibu dan janin baik atau tidak.
Dasar :
·
HPHT
·
Ibu mengatakan ini kehamilan
nya yang ke_
·
Teraba lebih dari 2
bagian besar janin
·
Terdengar DJJ pada dua tempat yang berbeda
·
TFU lebih tinggi dari usia
kehamilan
·
Peningkatan berat badan
drastis
·
Pemeriksaan USG
·
Riwayat keturunan
sebelumnya
·
Usia ibu lebih dari 35
tahun
·
Multiparitas
·
Gejala klinis
hamil muda sudah ada sejak usia kehamilan masih muda
·
Derajat gejala
hamil muda lebih berat dari pada hamil tunggal
b. Masalah
yang mungkin timbul: tidak ada
3. DIAGNOSA
DAN MASALAH POTENSIAL
a. Diagnosa
potensial :
1. Anemia
Dasarnya:terjadi
hemodilusi yang makin tinggi,sehingga menyebabkan anemiarelatif makin nyata
serta kebutuhan janin ganda terhadap asam folat makin tinggi sehingga tinbul
anemia megaloblastik
2. Persalinan premature
Dasarnya
:terjadi overdistensi,maka retraksi akibat keregangan otot uterus makin dini
yang menyebabkan terjadinya kontraki
Braxton hiks lebih dini sehingga kontraksi uterus makin sering yang dapat
mengakibatkan janin keluar sebelum waktu
nya
3. Perdarahan antepartum
Dasarnya
:perkembangan plasenta sangat memerlukan bahan nutrisi dan O2 lebih
tinggi,sehingga mencari tempat implantasi yang lebih lebar sehingga tempat
perlekatannya menjadi tipis dan luas sehingga cenderung terjadinya perdarahan
akibat perlekatannya yang tipis
4. Kematian janin intrauteri
Dasarnya
: karena transfuse silang yang
menyebabkan kematian salah satu janin hal ini disebabkan karena salah
satu janin mendapatkan nutrisi dan O2 yang lebih dominan sehingga
bayi yang lainnnya mengalami kekurangan nutrisi dan O2 yang
menyebabkan janin aspiksia yang berujung pada kematian ,biasanya lebih sering
terjadi pada hamil ganda monozigot dengan satu plasenta
5.
Prolaps tali
pusat
Dasarnya
: disebabkan karena ketuban pecah dini yang di akibatkan oleh overdistensi yang di ikuti oleh prolaps
tali pusat yang menyebabkan kematian pada janin
6.
Pertumbuhan
janin terhambat
Dasarnya
: pertumbuhan dua janin dalam uterus sering kekurangan nutrisi dan O2
sehingga perkembangannya tidak optimal,misalnya pada kehamilan ganda monozigot
dimana salah satu janin mendominasi pengambilan nutrisi dan O2 yang
menyebabkan janin yang lainnya hanya mendapatkan sedikit bahkan tidak
mendapatkan sama sekali yang akan menyebabkan kematian pada janin. walaupun
janin tersebut dapat bertahan akan terjadi perbedaan pada berat badan janin.
7.
Hidramnion
Dasarnya
:perut ibu terlihat lebih besar dan ibu terlihat keberatan karena cairan
ketuban yang berlebih dari kehamilan normal,pada saat palpasi perut tegang dan
fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan,serta bagian-bagian jani sukar di
tentukan,dan pada saat auskultasi DJJ sulit di dengar
8.
Retesio plasenta
Dasarnya
: plasenta lebar,tipis,dan sangat melekat pada desidua sehingga dapat
menimbulkan retensio plasenta yang dapat mengakibatkan perdarahan postpartum
9.
Sulosio plasenta
Dasarnya
: perdarahan yang disertai nyeri hebat yang di rasakan oleh ibu,perdarahan dan
rasa nyeri di akibatkan karena pelepasan plasenta sebelum waktunya yang akan
menyebabkan kematian pada janin
10. Malpresentasi
11. Perdarahan postpartum
Dasarnya
: overdistensi dan implantasi plasenta yang agak luas akan mengakibatkan atonia
uteri dan menimbulkan perdarahan postpartum.implantasi plasenta yang luas dan
dalam juga dapat menyebabkan retensio plasenta sehingga menimbulkan perdarahan
postpartum
12. Kelainan congenital
Dasarnya
:terjadi karena rongga intrauteri yang terbatas ,aliran darah janin yang tidak
teratur karena anatomosis pembuluh darah plasenta serta kelainan yang di
sebabkan sejak awal morfogenesis
4. TINDAKAN SEGERA
1.
Perdarahan
antepartum
·
Tentukan penyebab
perdarahannya
·
Pantau keadaan ibu dan
janin
·
Pasang infus.
·
Segera rujuk jika
ditemukan perdarahan yang hebat serta membahayakan keselamatan ibu dan janin
2.
Kematian janin
intrauterine
·
Kolaborasi dengan tim
dokter yang lebih ahli dalam melakukan
tindakan sexsio cecarea untuk melahirkan janin.
3.
Prolaps tali
pusat
·
Terapi
definitive yaitu melahirkan janin dengan segera karena jika terlambat akan
menyebabkan kematian pada janin
·
Posisikan ibu
miring kiri agar aliran darah ibu tetap lancar dan suplai O2 ke
janin tetap ada
·
Kolaborasi
dengan dokter untuk tindakan SC
4.
Rentensio
plasenta
·
Pasang infus RL untuk
mengganti cairan ibu
·
Lakukan manual plasenta
·
Lakukan pemantaun kala
IV
5.
Sulosio plasenta
·
Tindakan gawat
darurat yaitu pemasangan infuse untuk
mencegah terjadinya dehidrasi karena banyak kehilangan darah yang dapat
menyebabkan syok hipovolemik
·
Persiapan untuk
tranfusi jika ibu banyak kehilangan darah
·
Kolaborasi untuk
tindakan SC karena bukan wewenang bidan lagi
6.
Perdarahan
postpartum
·
Pemantau
tanda-tanda vital untuk mencegah terjadinya tanda dan gejala syok
·
Pasang infuse RL
untuk mencegah dehidrasi pada ibu akibat perdarahan yang di alami
·
Jika perdarahan
tidak berhenti segera rujuk pasien ke fasilitas yang lebih memadai untuk
menghidari terjadinya komplikasi yang lebih berat yang akan berujung pada
kematian, disertai inform consent.
5. IMPLEMENTASI
·
Kontrol keadaan umum
ibu : untuk memantau kondisi fisik ibu selama kehamilan
·
Dukungan psikologis :
memberi support pada ibu dalam menghadapi kehamilannya karena pada kehamilan
gameli ibu akan merasa sedikit khawatir mengenai kondisi janin serta menghadapi
proses persalinannya.
·
Kontrol DJJ : untuk
mengetahui kesejahteraan janin
·
Pemeriksaan ANC secara
teratur
·
Inform consent jika
diperlukan
·
Kolaborasi dengan tim
medis untuk tindakan lebih lanjut
·
Rencana asuhan
persalinan di rumah sakit terutama ditemukan kelainan letak terutama
interlocking (terlampir dalam makalah).
·
Jadwalkan kunjungan
ulang
6. INTERVENSI
·
Mengontrol TTV ibu
untuk memastikan kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal.
·
Memberikan dukungan
psikologis bagi ibu
·
Mengontrol DJJ
·
Menganjurkan ibu untuk
memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan secara teratur.
·
Memberikan inform
consent jika keadaan ibu memerlukan tindakan yang lebih lanjut.
·
Melakukan kolaborasi
dengan tim yang lebih ahli.
·
Menjadwalkan kunjungan
ulang untuk ibu.
Ø Penatalaksanaan
Persalinan
·
Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar
bersalin.
·
Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka
persalinan diakhiri dengan SC
·
Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan
persalinan pervaginam.
·
Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala,
dikhawatirkan terjadi interlocking sehingga persalinan anak pertama mengalami
“after coming head”
·
Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus
menghilang atau berkurang sehingga tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu
diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II dapat
lahir pervaginam.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kehamilan ganda atau hamil kembar
adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan
anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat (quadruplet), kembar lima
(quintriplet), dan kembar enam (sextuplet)
Kehamilan kembar dibagi 2:
1.
Kehamilan
ganda dari 2 ovum ( dizigotik )
Pada
kehamilan dizigotik dapat terjadi :
c.
Jenis
kelaminnya kebetulan sama.
d.
Umumnya
berbeda seperti pertumbuhan janin biasa yang berasal dari ovum-spermatozoa yang
berbeda.
Berkaitan dengan waktu terjadinya pembuahan terhadap ovum:
Kembar
Dizigot : terjadi konsepsi terhadap ovum pada hubungan seksual dengan waktu
yang sama terhadap 2 ovum.
Superfekundasi
: konsepsi terjadi terhadap ovum dengan waktu koitus yang relatif berdekatan.
Superfetasi
: kehamilan kedua terjadi pada waktu
yang relatif jauh setelah kehamilan pertama. Syaratnya decidua kapsularis dan
decidua parietalis belum bersatu sehingga memungkinkan spermatozoa dapat
mencapai tuba dan berhasil terjadi konsepsi serta diikuti dengan implantasinya.
2. Kehamila
kembar monozigotik
Kehamila kembar yang terjadi dari satu telur disebut kehamilan monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau uni ovuler. Kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
B.
Saran
·
Bagi
Mahasiswa
Diharapkan
makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan
kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
·
Bagi
Petugas – petugas Kesehatan\
Diharapkan
dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam
bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan pelayanan
kesehatan khususnya pada kasus kehamilan ganda.
DAFTAR PUSTAKA
- Manuaba ,I.B.G. dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta : EGC
- Fadlun,S.ST.dr Ahmad feryanto.2011.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta : Salemba Medika
- Mochtar R, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi ke-2, EGC : Jakarta
- http://female.kompas.com/read/2011/02/23/14594382/Kehamilan.Kembar.Butuh.Perhatian.Ekstra
- http://j3ffunk.blogspot.com/2011/06/multifetus-kehamilan-ganda.html
- http://uraeka.com/616/tanda-tanda-hamil-bayi-kembar
- http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/09/kehamilan-kembar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar