DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR
ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang..................................................................................................
1.2
Tujuan................................................................................................................
1.3
Manfaat.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN
TEORITIS
2.1
Defnisi ..............................................................................................................
2.2
Insiden...............................................................................................................
2.3 Etiologi.............................................................................................................
2.4 Klasifikasi.........................................................................................................
2.5 Tanda dan gejala……………………………………………………………
2.6
Patofisiologi…………………………………………………………………
2.7 Diagnosis……………………………………………………………………
2.8 Penanganan………………………………………………………………….
BAB III Manajen asuhan kebidanan varne pada kehamilan
ektopik terganggu................
Referensi………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang
wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan
gawat ini dapat menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan
ektopik terganggu merupakan peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter,
dengan gambaran klinik yang sangat beragam. Hal yang perlu diingat adalah bahwa
pada setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan
haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah dapat mengalami kehamilan
ektopik terganggu.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat
dialami para wanita yang telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang
dilakukan oleh dokter saat ini bisa meminimalisir berbagai macam penyakit
tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai kehamilan di luar rongga rahim
atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat seharusnya, juga
dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang terjadi
pada cornu uteri. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai
komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian sehingga ini akan berlanjut pada
kehamilan ektopik terganggu.
Istilah kehamilan ektopik terganggu lebih tepat daripada
istilah ekstrauterin yang sekarang masih banyak dipakai. Diantara
kehamilan-kehamilan ektopik terganggu, yang terbanyak terjadi di daerah tuba,
khususnya di ampulla dan isthmus yang menimbulkan rupture pada tuba. Pada kasus
yang jarang, kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur
dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi seberangnya.
1.2. TUJUAN
1.
Agar
mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala kehamilan ektopik
2.
Dapat
mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik
3.
Untuk
mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.
1.3. MANFAAT
1.
Sebagai
bacaan bagi mahasiswi agar dapat menambah pengetahuan mengenai kehamilan
ektopik.
2.
Untuk
melengkapi tugas perkuliahan mahasiswi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.
DEFENISI
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan
akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik
dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi
diluar rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik
berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan
ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak
diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan membahayakan bagi
sipenderita (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah
ekstrauterin yang sekarang masih juga dipakai,oleh karena terdapat beberapa
jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada
tempat yang normal.
(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005)
(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005)
Kehamilan
ektopik terganggu adalah terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh di luar endometrium kavum uterik. Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim
dengan kehamilan ektopik terganggu karna kehamilan pada pars interstisialis
tubah dan kanalis servikalis masih termasuk dalam uterus, tetapi jelas bersifat
ektopik. Apabila
pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat
berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan
ektopik terganggu.
2.2.
INSIDEN
Kejadian hamil ektopik tidak dapat
disamakan karena sangat tergantung pada perilaku dan budaya masyarakat. Pada
masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan hubungan seksual
bebas,dapat diasumsikan kejadian hamil ektopik akan makin meningkat. Kejadian
infeksi hubungan seksual sangat berperan untuk terjadinya hamil ektopik
,khususnya infeksi Clhamydia trachomatis,infeksi ini akan merusak endometrium
dan sel siliaris sehingga mengganggu transportasi spermatozoa,ovum,dan hasil
konsepsi.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik
berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan
ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak
diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan membahayakan bagi
sipenderita (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Beberapa penulis mengemukakan kejadian hamil ektopik:
a)
Jone
Derek Llewellyn (1:80-150 kehamilan)
b)
SK
Resevear (2% dari kehamilan dengan umur kejadian maksimal antara 24-34 tahun)
c)
Manuaba
(1:97 kehamilan dengan umur kejadian maksimal antara 26-35 tahun)
Berkaitan
dengan lokasi,kehamilan ektopik dapat dijabarkan sebagai berikut:
·
Tuba
fallopi 98%
Ø Ampula tuba 93%
Ø Isthmus tuba 4%
Ø Interstisial tua 2%
·
Kehamilan
ektopik servikal 0,1%
·
Kehamilan
ovarial 0,5%
·
Kehamilan
abdominal 0,03%
·
Kehamilan
interstisial 0,01%
2.3.
ETIOLOGI
Kehamilan ektopik terganggu terjadi karena hambatan pada
perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari
beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah
(3,4,6):
- Infeksi saluran telur (salpingitis),seperti bakteri khusus dapat menimbulkan gangguan pada tuba fallopi adalah Chlamydia trachomatis pada motilitas saluran telur.
- Riwayat operasi tuba.
- Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
- Kehamilan ektopik sebelumnya.
- Aborsi tuba dan infeksi pemakaian IUD.
- Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.
- Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
- Operasi pada tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit
- Abortus buatan.
- Pada hipoplasia lumen tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini sering di sertai gangguan fungsi silia endosalping.
- Tumor yang mengubah bentuk tuba dan menekan dinding tuba
- Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya (terdapat riwayat kehamilan ektopik)
- Memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease)
2.4.
KLASIFIKASI
a.
KEHAMILAN
SERVIKAL
Kehamilan servikal jarang terjadi. Nidasi terjadi dalam
selaput lender servik. Dengan tumbuhnya telur,servik menggembung. Pada
implantasi di serviks, dapat terjadi perdarahan tanpa disertai nyeri, dan
kemungkinan terjadinya abortus spontan sangat besar. Jika kehamilan tumbuh
sampai besar, perdarahan / ruptur yang terjadi sangat berat, sehingga sering
diperlukan tindakan histerektomi total.
b.
KEHAMILAN
OVARIAL
Jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan rupture pada
hamil muda. Untuk mendiagnosa kehamilan ovarial harus dipenuhi kriteria dari
spiegelberg.
Kehamilan
ovarial ditegakkan atas dasar kriteria Spiegelberg :
1.
tuba pada sisi kehamilan harus normal
2.
kantung janin harus terletak dalam ovarium
3.
kantung janin dihubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovarii proprium
4.
jaringan ovarium yang nyata harus ditemukan dalam dinding kantung janin
Pada kenyataannya kriteria ini sulit dipenuhi, karena
umumnya telah terjadi kerusakan jaringan ovarium, pertumbuhan trofoblas yang
luas, dan perdarahan menyebabkan topografi kabur, sehingga pengenalan
implantasi permukaan ovum sukar ditentukan secara pasti.
c.
KEHAMILAN
TUBA
Kejadian kehamilan tuba ialah 1 di antara 150 persalinan
(Amerika). Kejadian dipengaruhi oleh factor social : mungkin karena pada
golongan pendapatan rendah lebih sering terdapat gonorrhoe karena kemungkinan
berobat kurang. Ovum yang dibuahi dapat berkembang disetiap bagian oviduktus
yang menyebabkan kehamilan tuba di ampula,ismus,atau interstisium. Ampula
adalah tempat tersering kehamilan tuba,sedangkan kehamilan interstisium
terhitung hanya sekitar 3% dari seluruh gestasi tuba.
Menurut tempatnya nidasi dapat terjadi:
·
Kehamilan
ampula (dalam ampula tuba)
·
Kehamilan
isthmik (dalam isthmus tuba)
·
Kehamilan
interstisil (dalam pars interstitialis tubae)
·
Kehamilan
infundibulum tuba
·
Kehamilan
abdomoinal primer atau sekunder
d. KEHAMILAN
INTERSTISIAL
Implantasi telur terjadi dalam
pars interstisialis tuba. Karena lapisan myometrium disini lebih tebal maka
ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke-3 atau ke-4.
Kalau terjadi ruptur maka perdarahan hebat karena
tempat ini banyak pembuluh darahnya sehingga dalam waktu yang singkat dapat
menyebabkan kematian.
e. KEHAMILAN
ABDOMINAL PRIMER
Dimana telur dari awal mengadakan
implantasi dalam rongga perut dengan cirri-ciri tuba dan ovarium normal,tidak
terdapat fistula utero-plasenter,dan implantasi umumnya di sekitar uterus dan
CD.
f. HAMIL
ABDOMINAL SEKUNDER
Yang asalnya kehamilan tuba dan
setelah rupture,ekspulsi dari ostium tuba eksternumnya dan ekspulsi dari
fistula utero-plasenter baru menjadi kehamilan abdominal. Biasanya plasenta
terdapat pada daerah tuba,permukaan belakang rahim dan ligamentum latum. Ada
kalanya hamil abdominal sekunder ini mencapai umur cukup bulan,tapi hal ini
jarang terjadi,yang lazim ialah bahwa janin mati sebelum mencapai maturitas (bulan
ke 5 atau ke 6) karena pengambilan makanan kurang sempurna.
Menurut lokasinya,kehamilan ektopik sebenarnya
banyak klasifikasi dan dapat dibagi dalam beberapa golongan:
a) Tuba
fallopi: pars interstisialis,isthmus,ampulla,infundibulum,fimbria.
b) Uterus: kanalis
servikalis,divertikulum,koruna,tanduk rudimenter.
c) Ovarium
d) Intraligamenter
e) Abdominal:
primer,sekunder
f) Kombinasi
kehamilan dalam dan luar uterus
Namun diantara kehamilan-kehamilan
ektopik,yang terbanyak ialah yang terjadi di tuba (90%) khususnya di ampula dan
isthmus.
2.5.
TANDA
DAN GEJALA
a)
Ada
riwayat terlambat haid atau amenorrhea dan gejala kehamilan muda.
b)
Perdarahan banyak yang
tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas
sehingga sukar membuat diagnosisnya
c)
Nyeri merupakan keluhan
utama pada kehamilan ektopik terganggu. Nyeri perut bagian
bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan hebat, menyebabkan
penderita pingsan sampai shock.
d)
Perdarahan pervaginam
berwarna cokelat tua
e)
Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang
bila serviks digerakkan, nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena
ada bekuan darah
f)
Keadaan
umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan yang
terjadi.
g)
Level
HCG rendah
h)
Pembesaran
uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
i)
Gangguan
kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangsangan
peritonium oleh darah di dalam rongga perut
Gejala tahap lanjut pada kehamilan ektopik
- Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering
- Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
- Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
- Terjadinya denyut nadi yang meningkat
- Shock karena hypovoluemia.
- Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga perut.
2.6.
PATOFISIOLOGI
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik
terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada
suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai
darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini
yaitu :
- Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
- Kemungkinan
ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari
distensi berlebihan tuba dan faktor utama yang menyebabkan rupture ialah
penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke
perineum.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan pemeriksaan vaginal. - Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.
4. Karena tuba bukan tempat untuk
pertumbuhan hasil kosepsi tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam
uterus.sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6-10
minggu.
5. Hasil kosepsi mati dan diresorbsi
pada implantasi secara kolumner,ovum yang dibuahi cepat mati karena
vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total.dalam keadaan ini
penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.
6. Factor lain, seperti Migrasi luar ovum
yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya dapat
memperpanjang perjalan telur yang dibuahi ke uterus pertumbuhan telur yang
terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi premature.
2.7. DIAGNOSA
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis
mendadak(akut) biasanya tidak sulit. Keluhan yang sering disampaikan ialah haid
yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan siklus haid disertai
nyeri perut bagian bawah dan penesmus. Dapat terjadi perdarahan pervaginam.
Yang menonjol ialah penderita tampak kesakitan,pucat,dan
pada pemeriksaan ditemukan tanda-tanda syok serta perdarahan dalam rongga
perut. Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan servik yang nyeri bila digerakkan
dan kavum douglas yang menonjol dan nyeri raba.
Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik
terganggu jenis apitik atau menahun. Kelambatan haid tidak jelas,tanda dan
gejala kehamilan muda tidak jelas,demikian pula nyeri perut tidak nyata dan
sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi apabila
perdarahan pada kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat. Dalam
keadaan demikian,alat bantu diagnostik amat diperlukan untuk memastikan
diagnosis.
Kehamilan ektopik lanjut biasa saja terjadi dimana janin
dapat tumbuh terus karena mendapat cukup zat-zat makanan dan oksigen dari
plasenta yang meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya,misalnya ligamentum
latum,uterus,dasar panggul,usus,dan sebagainya.
Walaupun
diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain
dengan inspeksi,palpasi.
a) Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat
terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda,adanya perdarahan per vaginam,
ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada
banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.
b) Pemeriksaan umum : keadaan umum dan
tanda vital dapat baik sampai buruk. Penderita tampak kesakitan dan pucat: Pada
jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeri
tekan pemeriksaan fisis
c) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya
tumor di daerah adneksa.
d) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik,
yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut,
yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
e) Pemeriksaan ginekologis : perdarahan
dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Tanda kehamilan muda mungkin
ditemukan, pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba,
maka akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor disamping uterus
dengan batas yang sukar ditentukan,seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada
uteris kanan dan kiri.
f) Diagnosis pasti kehamilan ektopik
terganggu hanya bisa ditegakkan dengan laparotomi
g) Pemeriksaan Penunjang
Ø Pemeriksaan laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat. Pemeriksaan
hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan diagnosis
kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam rongga
perut,bahwa kadar Hb pada pasien semakin menurun karena perdarahan yang terus
menerus terjadi didalam rongga perut.
Ø Pemeriksaan kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara
pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah, cara ini
amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
Ø Pemeriksaan ultra sonografi
Pemeriksaan ini berguna dalam
diagnostic kehamilan ektopik terganggu. Diagnosis pastinya ialah apa bila
ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung
janin. Dan dapat dinilai kavum uteri,kosong atau berisi. Tidak ada kantung
kehamilan dalam kavum uteri,adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri,adanya
massa komplek di rongga panggul.
Ø Pemeriksaan laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic
terakhir untuk kehamilan ektopik terganggu. Pada pemeriksaan ini dapat dilihat
dengan mata sendiri perubahan-perubahan pada tuba dan darah yang terkumpul
dalam rongga perut terutama pada kehamilan ektopik yang sudah terjadi rupture
pada tuba.
2.8. PENANGANAN
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah
laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan
menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum
penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin
dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan
yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu
dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan
tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar
HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum
terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula
dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan
juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan
sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah
sakit.
a.
Setelah
diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif
laparatomi
b.
Ketersediaan
darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif karena
sumber perdarahan harus dihentikan.
c.
Upaya
stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan
kristaloid NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam
pertama (termasuk selama tindakan berlangsung)
d.
Pastikan
darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah
penampung yang steril
e.
Saring
darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah
(blood bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas
cairan infus (yang baru terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium
sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
f.
Transfusikan
darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.
g.
Tindakan
dapat berupa :
Ø Parsial salpingektomi yaitu
melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi tetapi pada
kehamilan ektopik terganggu jika sudah terjadi ruptur maka tuba harus diangkat.
Ø Salpingostomi (hanya dilakukan
sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan salah satu yang masih
ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti
dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan
yang kurang sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
h.
Mengingat
kehamilan ektopik terganggu berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba
yang di sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik
kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luas.
i.
Untuk
kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
Ø Ketoprofen 100 mg supositoria.
Ø Tramadol 200 mg IV.
Ø Pethidin 50 mg IV (siapkan anti
dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
Ø Atasi anemia dengan tablet besi (SF)
600 mg per hari.
j.
Konseling
pasca tindakan
Ø lanjutan fungsi reproduksi.
Ø Resiko hamil ektopik ulangan.
Ø Kontrasepsi yang sesuai.
Ø Asuhan mandiri selama dirumah.
Ø Jadwal kunjungan ulang
k.
Criteria
khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
Ø Kehamilan di pars ampullaris tuba
belum pecah
Ø Diameter kantong gestasi ≤ 4cm
Ø Perdarahan dalam rongga perut kurang
dari 100 ml
Ø Tanda vital baik dan stabil
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN VARNEY PADA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
I.
PENGKAJIAN
Pada
langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber
yag berkaitan dengan kondisi klien.
Data
yang dikumpulkan meliputi:
A. DATA
SUBJEKTIF
Yang perlu dikaji :
nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan,dan alamat.
1. BIODATA:
ISTRI
·
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru
bila ada kesamaan nama dengan klien
·
Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui
pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dalam kurun waktu
reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah
20-30 tahun terutama kehamilan ektopik biasanya terjadi pada wanita usia 20-30
tahun.
·
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan
bila diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut,
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya. Dengan
tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada
nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
·
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien.
Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana
taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui
apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok,
mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin.
·
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan
diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di
dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
·
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat
intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang.
·
Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan
diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan
di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
SUAMI
·
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama
dengan klien
·
Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui
pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien.
·
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan
bila keadaan mendesak. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi suami
pasien/klien.
·
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
suami terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan
suami pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan
mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap
akan berpengaruh pada janin.
·
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan
memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
·
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat
pendidikan suami juga mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seorang istri.
·
Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien,
akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
·
Status
Perkawinan
Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan
ditanyakan tentang perkawinan keberapa kalinya.
2. RIWAYAT PASIEN
·
Keluhan
utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal
yang mendorong pasien datang kepada bidan. Untuk mengetahui
keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai
berikut: “Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?”
Kemungkinan
yang dijawab oleh klien adalah “tidak datang haid,nyeri pada perut bagian bawah
dan perdarahan pervaginam bewarna merah kehitaman dan klien merasa cepat lelah
ketika beraktivitas dan ini anak pertama”.
Setelah
pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya
adalah sebagai berikut :
ü Sejak kapan timbulnya gangguan
dirasakan?
ü Ceritakan secara kronologis
timbulnya gangguan tersebut?
ü Apakah gangguan tersebut hilang
timbul? Bagaimana frekuensinya?
ü Dimana letak rasa sakit yang
dirasakan? Bagaimana intensitasnya? Apakah ada keluhan lain?
ü Apakah gangguan tersebut menghalangi
kegiatan sehari-hari?
ü Apa yang telah dilakukan untuk
mengatasi gangguan kesehatan tersebut? Apakah efektif?
·
Riwayat
menstruasi
Untuk
mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.
Yang ditanyakan adalah HPHT,menarche umur berapa, siklus haid, teratur atau
tidak, berapa lama dalam hari/bulan, berapa banyak, warna, bau, apakah
merasakan nyeri haid, keputihan atau tidak, gatal atau tidak.
ü Menarche
Untuk mengethui usia pertama kalinya
mengalami menstruasi.
ü Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara
menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari.
Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
ü VolumE
Data ini menjelaskan seberapa banyak
darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan
data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan criteria banyak, sedang,
sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun
kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya
sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.
ü Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan
yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat diperut
terutama bagian bawah, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang
banyak keluar dari jalan lahir. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat
menunjuk kepada diagnosis tertentu.
ü Menstruasi yang Terakhir
Untuk mengetahui prediksi waktu
mengenai kapan mulainya awal kehamilan ini
ü Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi
nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip kram yang terasa pada
abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala, keadaan mudah
tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah.
ü Keteraturan Menstruasi
Untuk mengetahui jarak normal
keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari. Apabila terjadi ketidak
teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui factor-faktor penyebabnya.
ü Fluor albus
Untuk mengetahui pada umumnya adanya
cairan di dalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab yang
patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus menyebabkan flour seperti
nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih berbau, sedangkan
candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning dan
menyebabkan gatal yang sangat.
ü Gangguan sewaktu Menstruasi
Untuk mengetahui gangguan apa saja
yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,misalnya nyeri hebat,sakit kepala
sampai pingsan, atau keadaan mudak tersinggung (emosional meningkat). Gangguan
yang dialami pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu
·
Riwayat
perkawinan
Perlu ditanyakan untuk mengetahui
pengaruh riwayat perkawinan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien.
Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu menentukan bagaimana
keadaan alat kelamin ibu
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada
pasien/klien mengenai riwayat perkawinannya adalah :
1.
Kawin
: …………………..kali
2.
Usia
Kawin Pertama ………………………tahun
3.
Status
Perkawinan
4.
Lama
Pernikahan
·
Riwayat
kehamilan dan persalinan
Untuk mengetahui adanya
masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu. Pertanyaan ini
mungkin mempengaruhi kehamilan ektopik yang diderita klien sekarang,kemungkinan
yang menyebabkannya adalah Ibu pernah mengalami
kehamilan ektopik sebelumnya (terdapat riwayat kehamilan ektopik,
riwayat abortus buatan terhadap kehamilan yang lalu. Kemudian yang perlu
ditanyakan yaitu jumlah kehamilan dan kelahiran: G (gravida), P (para), A
(abortus), H (hidup)
Data ini
digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.
o
Golongan
Darah
Data ini menjelaskan golongan darah
pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi jika ketika kehamilan ektopik
terganggu ini mengalami pendarahan hebat maka penanganan penggantian darah yang
keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
o
Riwayat
persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran,
tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan. Dengan mengetahui
riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada klien kehamilan
ektopik ini jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio
saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan menimbulkan fungsi
uterus dan endometrium yang tidak bagus sehingga inilah factor penyebab
kehamilan ektopik yang sekarang.
·
Riwayat
nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit
atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan, feloris). Karena jika
riwayat nifas yang lalu mengalami infeksi uterus dan jalan lahir kemungkinan
ini merupakan factor penyebab kehamilan ektopik sekarang.
·
Riwayat
Ginekologi
Data ini sangat penting karena akan
memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien. Mencakup: infertilitas,
penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi ginekologi. Jika
didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat
reproduksi, maka harus waspada salah satunya kemungkinan factor penyebab
kehamilan ektopik sekarang.
·
Riwayat
keluarga berencana
Untuk mengetahui jenis kontrasepsi
apa yang dipakai klien sebelumnya,apakah ada efek samping setelah penggunaan
kontrasepsi, lamanya menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi), serta keluhan selama
memakai alat kontrasepsi. Karena kemungkinan berpengaruh terhadap gangguan
kehamilan ektopik sekarang,contohnya pada infeksi pemakaian IUD yang merupakan
salah satu faktornya.
·
Riwayat
kehamilan sekarang
Mencakup waktu mendapat haid
terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor, mual/muntah, masalah
kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu. Anamnesa haid
serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau
perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan
segera adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan
segera.Contohnya,
Awalnya klien mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian disusul dengan
adanya nyeri hebat seperti disayat-sayat pada mulanya nyeri hanya satu sisi ke
sisi berikutnya disertai adanya perdarahan pervagina.
·
Riwayat
penyakit
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita
pasien/klien. Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan yang dapat
terjadi pada klien dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya. Klien
dengan riwayat Infeksi saluran telur (salpingitis),seperti bakteri khusus dapat
menimbulkan gangguan pada tuba fallopi adalah Chlamydia trachomatis pada
motilitas saluran telur,riwayat operasi tuba,riwayat cacat bawaan pada tuba,
seperti tuba sangat panjang,riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,riwayat bekas
radang pada tuba yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada
endosalping,riwayat tumor yang mengubah bentuk tuba,dan riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia
dan PID (pelvic inflamamtory disease)
·
Riwayat
seksualitas dan kontrasepsi
Misalnya,Seksualitas antara ibu dan
suami sedikit terganggu, sebelum hamil, ibu belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi IUD
·
Riwayat
social,ekonomi,dan budaya
Kemungkinan hubungan klien dengan
suami,keluarga dan masyarakat baik,kemungkinan ekonomi yang kurag mencukupi dan
adanya kebudayaan dan kebiasaan buruk yang mempengaruhi kehamilan ini.
·
Riwayat
spiritual
Kemungkinan pasien melakukan ibadah
agama dan kepercayaannya dengan baik dan memudahkan kita dalam memberikan
asuhan yang sesuai dengan kepercayaan klien.
·
Riwayat
pikologis
Kemungkinan adanya tanggapan klien
dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan persalinan yang ini. Kemungkinan
pasien dan suaminya mengharapkan dan senang dengan kehamilan ini. Atau
kemungkinan klien cemas, takut dan gelisah dengan kehamilan ini sehubungan
dengan keluarnya darah dari jalan lahir.
·
Kebutuhan
dasar
Kemungkinan pemenuhan kebuuhan
bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses eliminasi, aktifitas
sehari-hari, istirahat, personan hygiene, dan kebiasaan-kebiasaan yang dapat
mempengaruhi terjadinya kehamilan ektopik ini, seperti hygiene yang kurang
terjaga menyebabkan infeksi,radang tuba yang merupaka salah satu factor
terjadinya kehamilan ektopik.
B. DATA OBJEKTIF
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan
umum dan pemeriksaan khusus.
a)
Pemeriksaan
umum
Secara teoritis pada penderita
kehamilan ektopik kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum pasien yang
kurang baik,misalnya mencakup:
o
BB
52 kg
o
TB
55 cm
o
Lingkar
panggul normal
o
Kesadaran/KU
: kurang baik (ibu terlihat pucat dan lemah)
o
TTV
o
TD
90/70(hipotensi)
o
Nadi
90x/i
o
Nafas
25/i
o
Suhu
37,5 derajat celcius
b)
Pemeriksaan
khusus
1)
Secara
inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memandang dari
kepala sampai ujung kaki.
Kemungkinan yang ditemukan ialah
kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka pucat,
conjunctiva pucat, skelera ikterik, hidung dan telinga, mulut, tidak ada caries
dentis, stomatitis, karang gigi, leher tidak ada pembesaran kelenjar gondok,
payudara simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu menonjol, colostrums
ada,perut membesar ke satu sisi tetapi tidak sesuai dengan tua kehamilan,tidak
ada bekas luka operasi, vulva dan vagina terlihat pengeluaran darah sedikit,
ada varises atau tidak. Anus tidak ada haemorhoid, extremitas atas dan bawah
tidak ada kelainan.
2)
Secara
palpasi, yaitu pemeriksaan yang dilihat dengan cara meraba.
Dengan
cara menggunakan cara Leopold:
Leopold 1:
misalnya TFU 2 jari diatas pusat dan pembesaran uterus mengarah pada satu sisi
Leopold II
: tidak di lakukan
Leopold
III : tidak di lakukan
Leopold
IV: tidak dilakukan
Pada saat palpasi ditemukan pembesaran
uterus mengarah ke sisi kiri perut klien dan nyeri yang dikeluhkan klien saat
ditekan. Pemeriksaan abdomen pada abortus tuba terdapat nyeri
tekan di perut bagian bawah disisi uterus, dan pada pemeriksaan luar atau
pemeriksaan bimanual ditemukan tumor yang tidak begitu padat, nyeri tekan dan
dengan batas-batas yang tidak rata disamping uterus. adanya tanda-tanda abdomen akut,
yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
Kavum Douglas menonjol karena darah yang berkumpul ditempat tersebut baik pada
abortus tuba maupun pada rupture tuba gerakan pada serviks nyeri sekali.
3)
Secara
auskultasi
Kemungkinan terdengar denyut jantung
janin terutama pada kehamilan ektopik lanjut,namun ada juga yang tidak
terdengar karena janin sudah mati didalam kandungan karena kurang mendapatkan
suplai makanan.
4)
Secara
perkusi
Kemungkinan refleks patella kiri dan
kanan positif.
5)
Pemeriksaan
ukuran panggul
Kemungkinan normal dengan pengukuran
jangka panggul.
6)
Pemeriksaan
tafsiran berat badan janin (TBJ)
Pada kehamilan ektopik terganggu pertumbuhan
berat badan janin tidak sempurna dan tidak sesuai dangan usia kehamilan karena
kurang mendapatkan suplai makanan.
c)
Pemeriksaan
penunjang
·
HCG-β
Pengukuran subunit beta dari HCG-β
(Human Chorionic Gonadotropin-Beta) merupakan tes laboratorium
terpenting dalam diagnosis. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara kehamilan
intrauterin dengan kehamilan ektopik.
·
Kuldosintesis
Tindakan kuldosintesis atau punksi
Douglas. Adanya darah yang diisap berwarna hitam (darah tua) biar pun sedikit,
membuktikan adanya darah di kavum Douglasi.
·
Dilatasi
dan Kuretase
Biasanya kuretase dilakukan apabila
sesudah amenore terjadi perdarahan yang cukup lama tanpa menemukan kelainan
yang nyata disamping uterus.
·
Laparaskopi
Laparaskopi hanya digunakan sebagai
alat bantu diagnosis terakhir apabila hasil-hasil penilaian prosedur diagnostik
lain untuk kehamilan ektopik terganggu meragukan. Namun beberapa dekade
terakhir alat ini juga dipakai untuk terapi.
·
Ultrasonografi
Keunggulan cara pemerikssan ini
terhadap laparoskopi ialah tidak invasif, artinya tidak perlu memasukkan rongga
dalam rongga perut. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal
endometrium, adanya massa di kanan kiri uterus dan apakah kavum Douglas
berisi cairan.
·
Tes
Oksitosin
Pemberian oksitosin dalam dosis
kecil intravena dapat membuktikan adanya kehamilan ektopik lanjut. Dengan
pemeriksaan bimanual, di luar kantong janin dapat diraba suatu tumor.
·
Foto
Rontgen
Tampak kerangka janin lebih tinggi
letaknya dan berada dalam letak paksa. Pada foto lateral tampak bagian-bagian
janin menutupi vertebra Ibu.
·
Histerosalpingografi
Memberikan gambaran kavum uteri
kosong dan lebih besar dari biasa, dengan janin diluar uterus. Pemeriksaan ini
dilakukan jika diagnosis kehamilan ektopik terganngu sudah dipastikan dengan
USG (Ultra Sono Graphy) dan MRI (Magnetic Resonance Imagine) (1,4,8,15).
·
Pemeriksaan
laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan
diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam
ronggan perut.
·
Pemeriksaan
dalam vagina
Pada
pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri pada
perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada bekuan darah
II.
INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap masalah atau diagnose dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Berdasarkan kasus ini, maka kemungkinan interpretasi
data yang timbul adalah ;
a.
Diagnosa Kebidanan
Ibu G1 P0 A0 H0 usia kehamilan 20 minggu,janin
hidup,tunggal,ekstra uterin,jalan lahir normal,KU ibu&janin buruk dengan Kehamilan ektopik teganggu
Dasar :
o
Adanya
amenorea : amenorea sering ditemukan walaupun hanya pendek saja sebelum di
ikuti oleh perdarahan
o
ibu
mengatakan hamil anak pertama
o
ibu
mengatakan bahwa ia merasakan pergerakan janin
o
HPHT
: 22 januari 2012
o
TP
: 29 oktober 2012
o
KU
dan TTV kurang baik:
o
BB
52 kg
o
TB
55 cm
o
Lingkar
panggul normal
o
Kesadaran/KU
: kurang baik (ibu terlihat pucat dan lemah)
o
TTV
o
TD
90/70(hipotensi)
o
Nadi
90x/i
o
Nafas
25/i
o
Suhu
37,5 derajat celcius
o
Nyeri
goyang pada servik pada saat pemeriksaan dalam vagina
o
Palpasi
: Leopold I (2 jari diatas pusat) tidak teraba 2 bagian besar dengan mengarah
pada satu sisi perut ibu(ekstra uterin),adanya balotemen perut bagian bawah
sedikit mengembung dan tegang
o
Auskultasi
: tidak terdengar denyut jantung janin
o
Pembesaran
uterus
o
Ibu
mengatakan nyeri perut bagian bawah dan nyeri tekan
o
Ibu
mengatakan terjadi perdarahan sedikit
o
Nakes
melihat adanya pengeluaran darah pervaginam
o
Hasil
pemeriksaan kuldosintesis, terdapat pengeluaran darah
o
Kadar
hemoglobin turun hingga 9 gr% karena perdarahan yang banyak di rongga perut
o
Pemeriksaan
penunjang:
HCGβ,kuldosintesis,dilatasi&kuretase,pada
pemeriksaan USG tidak terlihat kantong janin dalam kavum uteri,pemeriksaan
dalam vagina teraba kavum douglas yang berisi darah,pemeriksaan laboratorium Hb
semakin menurun, Histerosalpingografi,foto rontgen,tes oksitosin,laparoskopi.
b.
Masalah
§
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
adanya nyeri hebat pada perut diikuti perdarahan
Dasar :
Adanya pemutusan jaringan dalam tubuh akan menimbulkan rangsangan saraf
meningkat sehingga timbul rasa nyeri yang dapat menimbulkan gangguan rasa
nyaman pada klien.
§ Gangguan
pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar : Ibu
terlihat tampak lemah,Ibu terlihat tampak pucat.
§ Gangguan
Psikologi
Dasar : Ibu
mengatakan takut dan cemas dengan kehamilannya sehubungan dengan pengeluaran
darah pada kemaluannya dan nyeri perut yang dirasakan.
§ Keterbatasan
beraktivitas
Dasar : Ibu
mengatakan cepat lemah bila beraktivitas,Ibu mengeluh dengan keluarnya
darah,Ibu mengeluh dengan adanya pegal-pegal
§ Kahamilan
yang lemah
Dasar : Ibu
mengalami perdarahan di perut bagian bawah
Ibu mengalami pengeluaran darah sedikit-sedikit tapi berlangsung continues.
Ibu mengalami pengeluaran darah sedikit-sedikit tapi berlangsung continues.
§ Perdarahan
pervaginam
Dasar: ibu
mengatakan adanya pengeluaran darah pada jalan lahir,dan bidan menemukan adanya
pengeluaran darah pada jalan lahir.
c. Kebutuhan
ü Bedres total
Dasar
: Ibu
mengatakan cepat lemah bila beraktivitas,ibu sulit beraktivitas,merasa tidak nyaman dengan nyeri
pada perut dan terus mengeluarkan darah dari vagina walaupun masih sedikit
sedikit
ü Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar
: Ibu tampak lemas dan pucat,Ibu tidak nafsu makan
ü Dukungan
Dasar
: ibu tampak cemas dan takut dengan kehamilannya sehubungan
dengan pengeluaran darah pada kemaluannya dan nyeri perut yang dirasakan
ü Tindakan laparatomi
Dasar
: pada kehamilannya klien teruz mengalami pengeluaran darah pervagina walaupun
masih sedikit-sedikit,klien mengalami perdarahan di dalam rongga perut.
ü Istirahat
Dasar : dari TTV dan KU ibu yang kurang
baik,kehamilannya yang lemah.
ü Kebersihan vulva
Dasar
: pencegahan infeksi dan kebutuhan rasa nyaman
ü Rasa nyaman
Dasar : karena nyeri perut dan perdarahan pervaginam yang
klien alami
III.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Kemungkinan diagnosa
atau masalah potensial yang timbul :
1. Potensial
terjadi abortus tuba
Dasar : karena lepas dan keluarnya darah dan
jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen dan klien yang
mengeluhkan keluarnya darah dari kemaluan,jonjot villi menembus
tuba,kemengkinan kehamilan yang berlanjut
2. Potensial ruptur dinding tuba
Dasar : penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba
terus ke perineum. Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma
ringan seperti coitus dan pemeriksaan vaginal.
3. Potensial
hasil konsepsi mati dini
Dasar : tempatnya tidak
mungkin memberikan kesempatan tumbuh kembang,kecilnya kemungkinan diresorbsi
4. Perdarahan
hebat
Dasar : tuba tidak
sanggup menampung hasil konsepsi sehingga tuba pecah dan terjadi perdarahan
hebat bahkan kematian.
5. Abortus iminens
Dasar : terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman
terhadap kelangsungan suatu kehamilan
6. Abortus inkomplit
Dasar : perdarahan
pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah di luar kavum
uteri melalui kanalis servikalis
IV.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan
kehamilan ektopik antara lain :
1. Kolaborasi dengan dokter dan tim medis lainnya
segera mungkin sebelum terjadi dan jika terjadi komplikasi yang lebih hebat dan
untuk pengakhiran kehamilan sehubungan dengan nyeri perut yang hebat dan
perdarahan yang terjadi pada ibu.
2. Penatalaksanaan perdarahan :
ü Pemberian cairan infuse intravena
RL/NaCl jika terdapat perdarahan hebat
ü Segera rujuk dengan pemberian cairan
infuse intravena RL/NaCl dan inform concent
3. Tindakan laparascopy dan laparatomi
V.
PERENCANAAN ASUHAN KEBIDANAN
MENYELURUH
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasikan atau merupakan lanjutan dari setiap
masalah yang berkaitan dengan kerangka pedoman tentang apa yang akan terjadi
berikutnya, penyuluhan, konseling dan rujukan untuk masalah sosial, ekonomi,
kultural, atau masalah psikologis bila diperlukan. Suatu rencana asuhan harus
di setujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar perencanaan
dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan
valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan
tidak dilakukan.
Adapun
rencana asuhan yang dibutuhkan pasien dalam kasus ini yaitu:
a. Jelaskan
pada ibu dan keluarga mengenai kehamilannya dan hasil pemeriksaan.
b. Bina
hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarga.
c. Berikan
ibu dan keluarga dukungan psikologis atas kecemasan yang dialaminya
d. Anjurkan ibu
memenuhi kebutuhan gizi,nutrisi dan cairan sehubungan dengan kondisinya yang
lemah
e. Pantau
keadaan umum ibu, vital sign, dan perdarahan pervaginam untuk mendeteksi
kemungkinan komplikasi lebih lanjut
f. Anjurkan
ibu untuk tetap istirahat baring (bed rest)
g. Anjurkan
ibu terus menjaga kebersihan diri terutama kelamin untuk mencegah kemungkinan
infeksi akibat pengeluaran darah
h. Antisipasi
tanda-tanda syok
i.
Anjurkan
ibu untuk segera rujuk dan buat tanda persetujuan
tertulis(inform concent) untuk perawatan dan tindakan ibu selanjutnya untuk
mempermudah perawatan ibu
j.
Beritahu ibu dan keluarga tentang
tindakan laparatomi yang direncanakan
k. Kolaborasi
dengan tim medis (dokter atau obgyn) untuk tindakan selanjutnya
l.
Berikan
konseling untuk pasca tindakan,kelanjutan fungsi produksi,resiko hamil ektopik
ulangan dan kontrasepsi yang sesuai.
REFERENSI
1.
Obstetric Williams panduan ringkas
/Kenneth J.levenu……(etal);alih bahasa,Brahm U.pendit editor edisi bahasa
Indonesia,Egi komara Yudha,Nike Budhi Subeccti Ed.21-Jakarta :EGC.2009...
2.
Obtetri patologi,bagian obstetric &
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
3.
Pengantar kuliah obtetri/penulis,Ida
Bagus Gde Manuaba,Ida Ayu Chandranita Manuaba,Ida Bagus Fajar
Manuaba.-Jakarta:EGC,2007.
4.
Ilmu Kandungan/editor ketua, Hanifa
Winkjosastro
Editor,Abdul
Bari Saifuddin,Trijatmo Rachimhadhi.
…Ed.2,Cet.7,...Jakarta:
PT Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo,2009
5.
Asuhan Kebidanan 4 (patologi)/Ai Yeyeh
Rukiyah,S.SiT,Lia Yulianti,Am.Keb,MKM;Jakarta : TIM,2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar